Indonznetwork-Diaspora-Bisnis
AUCKLAND – Mengulas startup fintech di Indonesia, sesuai dengan namanya Ajaib, perusahaan yang bergerak dibidang saham keuangan berbasis fintech, Startup Ajaib dalam tempo kurang dari tiga tahun telah menjelma menjadi Unicorn baru menyusul para seniornya; GoTo, Bukalapak, Traveloka, OVO, J&T Express, dan Xendit. Tak mudah untuk masuk ke level Unicorn, karena meski ini adalah stage awal tetap saja diperlukan valuasi sebesar $ 1 Milyar atau setara dengan Rp 14.1 trilyun, jumlah yang sangat wooww.
Ajaib yang didirikan pada tahun 2018 sedari awal memiliki misi untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya investasi demi masa depan. Untuk merealisasikannya Ajaib aktif mengadakan seminar, pendekatan pada universitas, dan pendidikan online.
Dilansir dari berita harian finansialbisnis.com, baru – baru saja Ajaib berhasil menggalang dana Seri B senilai US$153 juta dari DST Global atau senilai Rp2,2 triliun (dengan kurs saat ini Rp14.200). Pendanaan ini serta merta menjaring jumlah total yang dikumpulkan oleh Ajaib menjadi US$243 juta hanya pada tahun 2021.
Pendanaan Seri B ini dipimpin oleh DST Global, bersama dengan investor terdahulu Ajaib, yaitu Alpha JWC, Ribbit Capital, Horizons Ventures, Insignia Ventures, dan SoftBank Ventures Asia. DST Global dan Ribbit Capital juga merupakan investor besar dalam Robinhood, fintech investasi saham di Amerika Serikat.
“Disandingkannya Ajaib dengan Robinhood membuktikan bahwa kemajuan kapabilitas teknologi dan pasar modal di Indonesia mampu bersaing dengan pasar global,” ungkap Co-Founder & CEO Ajaib Group Anderson Sumarli, demikian dilaporkan oleh Rinaldi Azka difinansialbisnis.com.
Masih dalam dalam laporannya, Anderson mengungkapkan bahwa dana besar tersebut akan digunakan secara masif untuk merekrut bakat – bakat terbaik di Indonesia, dan melakukan kampanye berisikan edukasi untuk mengispirasi lebih banyak lagi investor pemula dan generasi muda.
Hasil survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di tahun 2020, tingkat pengetahuan keuangan di pasar modal masih relatif rendah. Ajaib dalam situs resminya menunjukan telah menembus angka 1 juta investor ritel saham. Sebuah capaian yang boleh dibilang fantastis jika menilik Indonesia hanya memiliki 2,7 juta investor saham. Sampai hari ini, pelaksanaan program Ajaib sudah menjangkau 26 kota, hingga ke ujung timur Papua.
“Keberhasilan Ajaib merupakan bukti nyata pertumbuhan dan kekuatan teknologi dan pasar modal Indonesia. Sebagai orang Indonesia, kami sangat bangga dapat ikut serta dalam membangun ekosistem digital Tanah Air serta membawa dampak nyata bagi kehidupan sehari-hari masyarakat,” kata Chandra Tjan, General Partner di Alpha JWC. Bisa dikatakan ini adalah pondasi awal untuk membangun kekuatan investor khususnya generasi muda yang akan menjadi lokomotif arah perubahan bangsa
Indonesia sebagai negara dengan penduduk keempat terbesar dunia, dan memiliki banyak populasi pada usia produktif disertai dengan tingkat penggunaan internet dan teknologinya yang tinggi tentu merupakan pasar potensial bagi perusahan-perusahaan berbasis digital teknologi. Aspek kemudahan, kecepatan, kenyamanan, keamanan dan harga yang kompetitif dengan memotong rantai middle man, akan semakin memberikan peluang para pemain startup untuk berkembang di Indonesia.
Mungkin pembaca masih ingat, dalam salah satu diskusi debat hangat Calon Presiden 2019, dimana salah satu Capres menggagas pentingnya menciptakan unicorn – unicorn di Indonesia, dan ini ditanggapi serius oleh Capres lainnya bahwa akan sangat baik jika unicorn – unicorn ini memberikan nilai manfaat bagi pergerakan ekonomi domestik, sehingga memberikan dampak penguatan pada perekonomian tanah air. Mungkin apa yang telah dan sedang dijalankan Ajaib saat ini dan masa akan datang adalah jawaban realisasi dari dua gagasan cemerlang kedua Capres tempo hari (Red).