Indonznetwork-Diaspora-Bisnis

AUCKLAND – Amazon berencana membangun data centre raksasa sebesar NZD $ 7.5 billions. Klaster besar data centre ini rencana dibuka pada 2024 di kota Auckland, demikian diberitakan oleh jurnalis, Chris Keall dari NZ Herald. Proyek ini menurut Amazon akan membuka 1000 lapangan kerja, dan menambahkan suntikan GDP bagi New Zealand sebesar NZD $ 10,8 billion selama 15 tahunan.

Kepala Amazon Web Service New Zealand, Tim Dacombe menyampaikan kepada surat kabar harian NZ Herald bahwa proyek senilai NZD $ 7.5 billions tersebut terhitung selama 15 tahun, yang mana ini termasuk pembiayaan 3 zona data centre, hardware, biaya operasional, termasuk pengeluaran dan gaji pegawai. Proyek Data Centre di Auckland ini merupakan satu dari 25 Amazon Web Services tersebar di dunia.

Dikatakan oleh David Clark, Digital Economy Minister New Zealand, “Amazon adalah penyedia terbesar kedua Global Teknologi yang berinvestasi besar-besaran dalam membangun sebuah region Cloud  di New Zealand setelah Microsoft. Dan tambahnya, “Ini semua tentunya membuka lapangan kerja, peluang karir yang menarik untuk sektor Informasi Teknologi, dan lebih jauh lagi untuk dapat mempercepat pemulihan ekonomi dari covid19”. David Clark juga menuturkan, “ Proyek tersebut akan memberikan kesempatan kerja pada sektor konstruksi, dan member keuntungan jangka panjang bagi industry Informasi Teknologi dan para innovator local untuk tumbuh berkembang dimasa depan. Masih menurut Davud Clark, “Cloud based teknologi secara umum telah diterima sebagai bagian dari system kerja dan inovsi digital, aplikasi NZ Covid Trace adalah salah satu contohnya.”

Menurut laporan NZ Herald,  Amazon Web Services  sejauh ini telah melipat gandakan pegawainya menjadi 100 selama satu tahun ini. Bulan Mei lalu membuka sebuah kantor lebih besar di area Commercial Tower, PWC Tower, Auckland. Perlu diketahui, keberadaan Amazon Web Services ini berbeda dengan  Amazon online shopping. Amazon Web Services adalah pemain yang terbesar Cloud, dimana yang lainnya adalah Micosoft dan Google. Mereka adalah the Big Three Cloud Computing Services. Dikutip dari NZ herald, Microsoft pun tahun lalu sudah membuka rencana membangun tiga data centre di New Zealand, dan salah satunya akan berlokasi di Westgate, Northwest Auckland.

Bisa dibayangkan, jika semua berajalan sesuai rencana, maka dalam 3 tahun kedepan permintaan  tenaga ahli IT (Informasi Teknologi) akan meningkat tinggi di New Zealand, khususnya kota Auckland. Ini seiring dengan masuknya arus invetasi besar dibidang Informasi Teknologi. Kesempatan ini tentu juga terbuka bagi expatriat yang berminat bekerja di New Zealand. Donny Achmadi seorang tenaga ahli IT Diaspora Indonesia yang telah menetap di New Zealand menuturkan bahwa “peluang kerjanya banyak, dan bisa dibilang shortage karena beberapa clientnya sering kesulitan mencari talent yang qualified” (Red).