Nama: Mohamad Husni Mubarok, Phd

Pekerjaan: Senior Engineering Production, Pertamina Geothermal Energy (Kantor Pusat)

Pendidikan Formal:

  • S3 – Engineering Science, Geothermal Engineering, The University of Auckland, New Zealand
  • S2 – Teknik Geothermal, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
  • Post Grad Cert – Geothermal Energy Technology, The University of Auckland, New Zealand
  • S1 – Teknik Kimia, Universitas Indonesia
  • D3 – Analis Kimia, Akademi Kimia Analisis, Bogor
  • SMAN – 52 Jakarta Utara

Prestasi:

  • The inventor of a novel real-time of two phases flow measurement
  • Best Doctoral Thesis 2020, The University of Auckland
  • New Zealand ASEAN Scholarship for Phd degree, The University of Auckland, New Zealand
  • The best student of Post Graduate Certificate, The University of Auckland, New Zealand
  • Publikasi dibeberapa Jurnal Artikel, Konferensi, dan hak paten di 6 negara

Aktivitas Akademik dan Profesi:

  • Narasumber dibeberapa webinar
  • Dosen tamu perkuliahan dibeberapa kampus; The University of Auckland, Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Trisakti, dan Institut Teknologi Sepuluh November

“Halo pembaca semua, tamu kita di edisi perdana menghadirkan profil alumnus New Zealand dari The University of Auckland, dengan segudang prestasi dan seabrek kegiatan. Bapak 3 anak berpembawaan super kalem dan bersahaja ini selalu fokus juga komitmen dengan apa yang dijalaninya. Itulah yang menjadi alasan banyaknya raihan prestasi meski diusianya yang masih terbilang muda. Yuk kita simak wawancaranya dan semoga dapat menjadi inspirasi buat kita semua”

Assalamualaikum, apa kabarnya Pak Husni dan keluarga di Indonesia, khususnya dimusim Pandemi seperti sekarang?

Wa’alaikumsalam Wr. Wb. Alhamdulillah kabar kami sekeluarga dalam keadaan baik dan sehat wal’afiat. Semoga rekan-rekan, sahabat dan saudara setanah air di New Zealand juga dalam keadaan sehat.

Salam kenal semuanya, nama saya Mohamad Husni Mubarok, biasa di panggil Husni, saat ini saya sudah berkeluarga dan memiliki satu putra dan dua putri. Kami sekeluarga baru saja kembali ke tanah air tahun lalu, Juli 2020, setelah saya selesai menjalani tugas belajar PhD study di The University of Auckland.

Boleh cerita dong, dulu Kuliah di New Zealand di kota, kampus mana dan jurusannya apa? Terus bagaimana proses awalnya sampai bisa diterima kuliah? Oh ya, berapa tahun menyelesaikan program Phd nya?

Saya tinggal di New Zealand di kota Auckland, kuliahnya di kampus The University of Auckland/Auckland Uni (UoA) dengan jurusan yang saya ambil yaitu Geothermal Engineering di Department of Engineering Science, Faculty of Engineering.

Alhamdulillah, saya dapat menyelesaikan study PhD (doctoral) di UoA tepat waktu, dengan durasi selama 3.5 tahun. PhD study saya di danai oleh pemerintah NZ melalui beasiswa NZAS (New Zealand ASEAN Scholarship). Dengan izin Allah, Alhamdulillah saya berhasil mendapatkan award 20 besar The Best Doctoral Thesis Award 2020 dari UoA. Juga, Alhamdulillah outup dari study PhD saya telah menghasilkan empat publikasi journal article, empat conference paper dan hak paten yang di daftarkan di enam negara. Hasil invensi dari PhD research yaitu penemuan teknologi alat ukur real-time fluida dua-fasa geothermal yang merupakan teknologi pertama di dunia yang saat ini dalam tahap komersialisasi dan InsyaAllah jika dilancarkan, product launching akan dilakukan di awal tahun depan.

Saat menjalankan perkuliahan di New Zealand datang bersama istri dan anak ya? Gimana tuh tantangan dan trik menjalaninya?

Tiga bulan pertama studi PhD di Auckland, saya datang sendiri tanpa keluarga, ini berat sekali rasanya. Belajar dari pengalaman sebelumnya dimana saya pernah study di UoA untuk program Post Graduate Certificate (PGCert) di tahun 2014, mencari akomodasi di Auckland itu tidaklah mudah. Setelah tiga bulan berlalu dan saya telah mendapatkan akomodasi untuk keluarga barulah saya menjemput istri dan ketiga anak saya dari Indonesia untuk tinggal bersama-sama di Auckland.

Perasaan kami campur aduk sebelum memutuskan hijrah tinggal di NZ. Rasa sedih harus berpisah dengan keluarga besar di tanah air, rasa khawatir serta cemas karena tidak ada sanak saudara di Auckland, belum lagi faktor bahasa dan budaya yang berbeda dan akan menjadi challenge besar untuk kami sekeluarga. Bismillah, dengan menguatkan tekad dan meniatkan diri hijrah ke Auckland untuk menuntut ilmu dan menambah exposure serta pengalaman yang belum tentu akan kami daptkan kembali, Alhamdulillah akhirnya kami bisa menjalani hari-demi hari dengan suka cita dan bahagia.

Kuliah sambil mengurus keluarga juga. Masih sempet jalan jalan menikmati indahnya alam New Zealand tapi kan, sempat wisata kemana saja?

 Selama di tinggal di NZ, kami memang berusaha untuk menjalaninya dengan suka cita. Oleh karena itu proporsi untuk study, mengurus keluarga, silaturrohim dengan warga Indonesia di Auckland dan wisata merupakan hal yang kami jaga untuk selalu seimbang dan berdasar pada skala prioritas.

Jadi hampir setiap weekend yang agak panjang kami sudah merencanakan keliling NZ untuk wisata sekalian tadabbur alam mensyukuri nikmat Allah SWT. Mumpung lagi di NZ yang terkenal dengan alamnya yang indah dan juga untuk membuat pikiran kami lebih fresh sebelum kembali menjalani rutinitas sehari-hari. Selama kami di New Zealand kami pernah mengunjungi beberapa kota di North Island dan South Island, mulai dari Cape Reinga di ujung utara sampai Invercargill di ujung Selatan. Namun, tentunya masih banyak juga kota yang belum sempat kami kunjungi, ternyata 3.5 tahun itu belum cukup untuk menjelajahi semua kota di New Zealand.

Kenangan apa yang dirasa spesial saat tinggal di New Zealand? Kira kira masih mau berkunjung buat holiday nggak? (selepas Pandemi tentunya)

Waah kalau spesifik kenangan spesial, rasanya sangat sulit untuk menulisnya, semua kenangan di NZ itu berasa sangat spesial untuk kami sekeluarga. Namun, beberapa hal yang terasa spesial itu kami peroleh wisata karena setiap tempat/kota itu memilki keunikan dan ciri khas yang berbeda dan tentunya membuat kami sekeluarga selalu terpesona dan berucap kagum, Masya Allah. Selain itu, kegiatan silaturrohim dengan warga Indonesia di New Zealand, baik yang menetap di sana maupun yang juga sedang studi, merupakan hal yang selalu kami nantikan, benar-benar terasa sekali nuansa kampung halaman. Rutin setiap hari Sabtu, saya dan anak kami juga ikut pengajian di masjid Utsman bin Affan yang di kelola oleh Indonesia Islamic Centre (IIC). Istri saya juga aktif mengikuti program pengajian bersama ibu-ibu Indonsia di Auckland yang diadakan setiap minggu maupun pada event-event khusus.

Hal yang menjadi tekad kami sekeluarga ketika harus meninggalkan New Zealand, suatu saat kita harus balik lagi ke New Zealand. Bagi kami New Zealand itu merupakan rumah kedua kami yang sangat layak untuk di kunjungi kembali, InsyaAllah jika pandemik ini berakhir, kami bisa berkesempatan lagi untuk kembali ke New Zealand.

Biar pembaca gak penasaran, sekarang bekerja dimana dan sudah berapa lama berkarir ditempat perusahaan ini?

Saat ini saya bekerja di Pertamina Geothermal Energy (PGE), unit usaha Pertamina di Sub Holding PNRE (Power and New & Renewable Energy), yang memiliki amanah untuk mengelola energi geothermal di Indonesia. Saya bekerja di PGE sejak tahun 2008, jadi sampai saat ini sudah 13 tahun saya bekerja di PGE.

Setelah beberapa tahun tinggal di New Zealand, gimana proses adaptasinya saat kembali ke Indonesia?

Ini merupakan pertanyaan yang menarik, jujur kami katakan bahwa ini merupakan hal yang sangat sulit, sampai saat ini saja kami belum bisa “move on” dari hospitalitynya lingkungan New Zealand. Namun, mengingat kami memang harus kembali ke Indonesia dan keluarga besar kami juga ada di sini, lambat laun kami mulai bisa beradaptasi kembali. Kondisi pandemik COVID-19 yang sempat memburuk di tanah air juga membuat kami sekeluarga sangat tertekan, hampir setiap hari kami menerima berita duka kehilangan kerabat, guru dan saudara yang wafat akibat pandemik ini. Alhamdulillah, saat ini keadaanya makin membaik dan kita berharap semoga pandemik ini dapat berlalu dan kita semua dapat menjalani hidup dengan normal kembali, Aaamiin Allahumma Aaamiin.

Menurut Pak Husni, apa sih esensi sebuah kesuksesan itu?

Ini pertanyaan yang mudah namun sulit untuk di jawab. Menurut saya, tingkat kesuksesan itu dapat dilihat dari seberapa besar hidup kita bermanfaat untuk orang lain, semkin bermanfaat maka artinya kita semakin sukses. Seberapa besar ilmu pengetahuan yang kita miliki dapat bermanfat luas untuk kehidupan masyarakat. Itulah esensi kesuksesan menurut saya, dan hal ini juga sejalan dengan apa yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW, sabda Beliau — “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”.

Terakhir nih, ada pesan apa buat pembaca khususnya yang berniat kuliah ke New Zealand? Dan upaya apa yang mesti dilakukan agar ilmu yang didapat di New Zealand bisa di aplikasikan di Indonesia?

Bagi rekan- rekan yang ingin melanjutkan kuliah dan berniat kuliah di New Zealand, jangan ragu lagi, ini merupakan keputusan yang sangat tepat. Fasilitas yang disediakan kampus dan pemerintah NZ sangat lengkap untuk mendukung study kita. Dari negara New Zealand kita akan dapat banyak pelajaran, baik itu dari aspek keilmuwan yang di tekuni maupun pelajaran kehidupan (attitude, kedisplinan, kepedulian dll) yang layaknya perlu kita ambil, bawa dan aplikasikan di negara kita tercinta, Indonesia.

Terima kasih atas waktunya, semoga Pak Husni dapat terus berkarya untuk Pertamina dan Indonesia, serta tak lupa kami doakan kesehatan dan keberkahan selalu menyertai Pak Husni dan keluarga, aamiin.