Indonznetwork – Diaspora – Berita
AUCKLAND – Terkait dengan New Zealand covid19 lockdown, seperti sudah diprediksi oleh beberapa kalangan baik dari para ahli dan juga politisi, pemerintah New Zealand akan menurunkan kebijakan lockdown untuk kota Auckland ke level 3 selama 2 minggu kedepan mulai hari Selasa jam 11.59pm besok. Auckland adalah kota bisnis yang memiliki populasi penduduk terbesar di New Zealand. Data statistik menunjukan sekitar 1.7 juta manusia menetap dikota ini dari total penduduk New Zealand sebanyak 5.1 juta jiwa. Adapun untuk kota lainnya diluar Auckland akan dikenakan kebijakan lockdown level 2.
Pengumuman yang sudah ditunggu oleh banyak pihak terutama kalangan bisnis. Dengan turun ke level 3 artinya ada sedikit kelonggaran bagi dunia usaha untuk kembali menjalankan roda kegiatan bisnisnya, tentu masih dengan beragam keterbatasan. Beberapa industri usaha yang diprediksi akan ngebut setelah diturunkannya level lockdown adalah hospitality dan konstruksi. Yah, selagi tidak melakukan kontak atau bisa menerapkan sistem drop off – delivery kegiatan usaha seperti ini bisa kembali beroperasi, tentunya dengan tetap menerapkan standar protokol kesehatan yang ketat.
Seperti diberitakan oleh harian NZ Herald, kebijakan kelonggaran ini sebuah resiko yang sudah diperhitungankan dan bukan tidak mungkin bisa kembali ke level 4 lockdown jika keadaan kembali memburuk. Karenanya keberhasilan dalam penanganan hanya bisa diraih jika masyarakat patuh terhadap protokol kesehatan. Untuk detil aturannya perihal keramaian, pekerjaan, dunia usaha, peribadatan, perjalanan dan lainnya bisa dilihat pada link dibawah ini:
https://covid19.govt.nz/alert-levels-and-updates/alert-level-3/
Covid19 pandemik memang belum berakhir, mengutip dari berita detik.com, beberapa negara di Asia Tenggara seperti Filipina, Singapura, dan Laos menunjukan tren jumlah kenaikan kasus. Dan bukan tidak mungkin gelombang ketiga Covid19 dapat kembali menghantam Indonesia. Penerapan protokol kesehatan, disiplin, dan tingkat vaksinasi masih menjadi kunci utama dalam menghadapi pandemik yang telah menyerang dunia sejak awal 2020. (Red)